Diceritakan seorang lelaki tua dari suku Navajo, kepada cucunya dia mengaku bahwa di dalam dirinya sesekali berkecambuk pertarungan yang sangat dahsyat. Dia merasa di dalam dirinya ada dua serigala yang berkelahi. Serigala pertama adalah serigala yang sangat buas. Itulah serigala yang menjelmakan amarah, iri dengki, kesedihan, penyesalan, ketamakan, kesombongan, perasaan sengsara, rasa berdosa, kemarahan, rasa rendah diri, tak punya nyali untuk memperbaiki diri dan pikiran, takut berjuang mengejar kesuksesan, takut membuktikan kebenaran, takut belajar dari kisah perjalanan hidup orang lain dan belajar dari cermin batin dan mata hati orang-orang itu, dan banyak memakai alasan yang penuh kebohongan. Sedangkan serigala kedua adalah serigala yang sangat baik. Dialah penjelmaan rasa bahagia, kedamaian, cinta kasih, harapan, keteduhan jiwa, kerendahan hati, kebajikan, empati, kepeduliaan terhadap orang-orang yang telah menolong kita, kerelaan untuk memaafkan diri sendiri dan orang lain, dan kesadaran bahwa takdir kita ada dalam genggaman kita sendiri.
Cucunya memikirkan perkataan lelaki itu lalu bertanya : “Tetapi bagamana kek? Serigala mana yang menang?”
Kakeknya menjawab, “ Serigala yang menang adalah serigala yang kuberi makan”
0 komentar:
Posting Komentar